Asyhadu an-laa ilaaha illallaah
(Saya bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah), Wa asyhadu anna muhammadan
rasuulullaah (dan saya bersaksi Muhammad SAW adalah Utusan Allah).
Kalimat diatas menunjukkan pengakuan
tauhid. Artinya, seorang muslim hanya mempercayai Allâh sebagai satu-satunya
Allah.
Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu
yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang.
Allah menyatakan bahwasanya
tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan.
Para malaikat dan orang-
orang yang berilmu [juga menyatakan yang demikian itu].
Tak ada Tuhan [yang berhak
disembah] melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.2 Al-Baqara :18)
Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat],
dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.59. Al-Hasr :18)
|
Sebagai Umat islam meyakini adanya
Allah SWT dan mengetahui sifat-sifatnya, agar menjadi mukmin sejati. Dengan
modal iman inilah kita akan menjalankan perintah-Nya dan meninggalkan
larangan-Nya.
A.
Pengertian Iman kepada Allah SWT
Iman menurut bahasa artinya percaya
atau yakin terhadap sesuatu. Iman menurut istilah adalah pengakuan di dalam
hati, diucapkan dengan lisan dan dikerjakan dengan anggota badan.
Hal ini sesuai Hadist Nabi Muhammad SAW
yang berbunyi :
“Iman adalah
pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota
badan.”
(HR Thabrani)
(HR Thabrani)
Dari penjelasan Hadits di atas dapat
disimpulkan bahwa iman kepada Allah SWT membutuhkan tiga unsur anggota badan
yang tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, yaitu hati, lisan dan anggota
badan.
Iman kepada Allah merupakan suatu
keyakinan yang sangat mendasar. Tanpa adanya iman kepada Allah SWT, seorang
tidak akan beriman kepada yang lain, seperti beriman kepada malaikat,
kitab-kitab, rasul-rasul Allah dan hari kiamat.
Firman Allah SWT :
“Wahai orang-orang yang
beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab Allah
yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab Allah yang diturunkan sebelumnya,
Barang siapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian maka sesungguhnya orang itu
telah sesat sejauh-jauhnya.”
(QS.An Nisa : 136)
(QS.An Nisa : 136)
B.
Sifat-Sifat Allah SWT
Allah SWT adalah zat Maha Pencipta dan
Maha Kuasa atas seluruh alam beserta isinya. Allah SWT memiliki sifat wajib,
mustahil dan jaiz sebagai sifat kesempurnaan bagi-Nya.
Sebagai muslim yang beriman, wajib
mengetahui sifat-sifat tersebut.
- Sifat wajib, artinya sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT – Sifat wajib Allah berjumlah 13.
- Sifat mustahil, artinya sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada pada Allah SWT – Sifat mustahil merupakan kebalikan dari sifat wajib. Jumlahnyapun sama dengan jumlah sifat wajib bagi Allah SWT.
- Sifat jaiz, artinya sifat yang mungkin bagi Allah SWT untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya. – Artinya Allah berbuat sesuatu tidak ada yang menyuruh dan tidak ada yang melarang.
Sifat jaiz bagi Allah hanya satu, yaitu
“Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu.”
C.
Dalil Naqli tentang Sifat-Sifat Allah SWT
Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani
ada 20, diantaranya :
1. Wujud (
Ada )
Adanya Allah itu bukan karena ada yang
mengadakan atau menciptakan, tetapi Allah itu ada dengan zat-Nya sendiri.
Sifat mustahil-Nya adalah : Adam yang berarti tidak ada.
Untuk itulah kita tidak boleh meragukan
atau mempertanyakan keberadaanNya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
Keimanan seseorang akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
“Sesungguhnya Rabb kamu
ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan
memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam“ … (QS.
Al-A’raf :54)
Kepercayaan ada dan tidak adanya Allah
SWT bergantung pada manusia itu sendiri yang bisa menggunakan akal sehatnya,
sebagai bukti dengan adanya alam beserta isinya.
- Jika kita perhatikan, maka dari mana alam semesta itu berasal ?
- Siapakah Dia Yang Maha Kuasa dan Maha Agung itu ?
- Dialah Allah SWT yang Maha Suci dan Maha Tinggi.
- Dialah yang mengadakan segala sesuatu di alam ini, termasuk diri kita.
Selain melihat alam semesta, kita juga
dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya, seperti manusia dengan segala
perlengkapan hidupnya di dunia ini. Tentu kita bisa berfikir bahwa semua yang
ada pasti ada yang menciptakan, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa ( Allah SWT).
Terkait dengan hal ini Allah SWT
berfirman :
“Dan dialah yang telah
menciptakan bagi kamu sekalian pendengaran, penglihatan dan hati. Amat
sedikitlah kamu bersyukur. Da Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan
kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dihimpun. Dan Dialah yang
menghidupkn dan mematikan dan Dialah yang mengatur pertukaran malam da siang.
Maka apakah kamu tidak berfikir?” … (QS.Al
Muminun :78-80)
2. Qidam (
Dahulu atau Awal )
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah
swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan isinya yang Ia
ciptakan.
Sifat mustahil-Nya adalah : Hudus yang artinya baru.
Allah SWT tidak berpermulaan sebab
sesuatu yang berpermulaan itu adalah baru dan sesuatu yang baru itu namanya
mahluk (yang diciptakan). Allah SWT bukan mahluk melainkan Khalik (Maha
Pencipta). Oleh karena itu Allah SWT wajib bersifat qidam.
Firman Allah SWT :
“Dialah yang Awal dan yang
Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“ … (QS.
Al-Hadid :3)
Adanya Allah itu pasti lebih awal
daripada mahluk ciptaan-Nya. Seandainya keberadaan Allah didahului oleh mahluk-Nya,
maka semua ciptaan Allah ini akan hancur berantakan. Hal ini tentu mustahil
bagi Allah karena Allah Maha pencipta, tidak mungkin ciptaannya lebih dahulu
daripada yang menciptakan..
3. Baqa’ (
Kekal )
Kekalnya Allah SWT tidak berkesudahan
atau penghabisan.
Sifat mustahilnya adalah : Fana’ artinya rusak atau binasa.
Semua mahluk yang ada di alam semesta
seperti manusia, binatang, tumbuhan, planet dan bintang akan rusak atau binasa
sehingga disebut baru sebab ada awal dan ada akhirnya.
Manusia betapapun gagah perkasa
dirinya, wajah elok nan rupawan, suatu saat akan menjadi tua dan mati. Demikian
halnya dengan tumbuhan yang semula tumbuh subur maka lama kelamaan akan layu
dan mati. Sungguh betapa hina dan lemahnya kita berbangga diri di hadapan Allah
SWT.
Betapa tidak patutnya kita berbangga
diri dengan kehebatan yang kita miliki karena segala kehebatan itu hanyalah
bersifat sementara. Hanya Allah SWT Sang Pencipta yang bersifat kekal.
Firman Allah SWT :
“Semua yang ada di bumi itu
akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan“ … (QS. Ar-Rahman :26-27)
4.
Mukhalafatu lil hawadits ( berbeda dengan Ciptaannya )
Berbeda dengan semua yang baru
(mahluk).
Sifat mustahil-Nya adalah : Mumasalatu lil hawadisi
Artinya serupa dengan semua yang baru(mahluk).
Artinya serupa dengan semua yang baru(mahluk).
Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT
berbeda dengan hasil ciptaan-Nya. Coba kita perhatikan tukang jahit hasil baju
yang dijahit sendiri tidak mungkin sama dengan baju yang dibuat orang lain.
Begitu juga dengan tukang pembuat
sepatu tidak mungkin sama dengan sepatu yang dibuatnya, bahkan robot yang
paling canggih dan mirip manusia sekalipun tidak akan sama dengan manusia yang
membuatnya.
Firman Allah SWT :
“Tidak ada sesuatu pun yang
serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat“ … (QS. Asy-Syura :11)
Senada dengan ayat tersebut Allah SWT
juga berfirman dalam ayat yang lain yang berbunyi :
“……….Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia(Allah).” … (QS Al Ikhlas :4)
Dari dua ayat di atas dapat diambil
pelajaran bahwa yang dimaksud dengan tidak setara itu adalah tentang keagungan,
kebesaran, kekuasaan dan ketinggian sifat-Nya. Tidak satupun dari mahluk-Nya
yang menyerupai-Nya..
5.
Qiyamuhu binafsihi ( Allah berdiri sendiri )
Qiyamuhu Binafsihi berarti Allah SWT
itu berdiri dengan zat sendiri tanpa membutuhkan bantuan yang lain. Maksudnya,
keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau
menciptakan.
Contohnya,
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Allah SWT menciptakan alam semesta ini karena kehendak sendiri tanpa minta pertolongan siapapun.
Sifat mustahil-Nya adalah : Ihtiyaju lighairihi,
artinya membutuhkan bantuan yang lain. Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha Pencipta.
artinya membutuhkan bantuan yang lain. Berbeda sekali dengan manusia, manusia hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendiri-sendiri. Mereka pasti saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya karena mereka mahluk (yang diciptakan), sedangkan Allah SWT adalah Maha Pencipta.
Firman Allah SWT :
“Allah tidak ada Tuhan
selain Dia. Yang hidup kekal lagi senantiasa berdiri sendiri.”
(QS Ali Imran:2)
(QS Ali Imran:2)
Sadarlah ternyata kita ini mahluk yang
sangat lemah karena tidak mampu hidup tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi,
sebagai manusia kita juga harus memiliki sifat mandiri supaa tidak bergantung
pada orang lain.
6.
Wahdaniyyah ( Esa atau Tunggal )
Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa.,
baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya.
Esa zat-Nya maksudnya zat Allah SWT itu
bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan
unsur yang lain mkenjadi satu. Berbeda dengan mahluk, mahluk diciptakan dari
berbagai unsur, seperti wujudnya manusia, ada tulang, daging, kulit dan
seterusnya.
Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat
kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk-Nya,
seperti marah, malas dan sombong.
Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT
berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk apapun dan tanpa
membutuhkan proses atau tenggang waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya
sendiri tanpa ada yang menyuruh dan melarang.
Sifat mustahil-Nya adalah : Ta’adud
Artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan terwujud.
Artinya berbilang atau lebih dari satu. Allah SWT mustahil (tidak mungkin) lebih dari satu. Seandainya lebih dari satu pasti terjadi saling bersaing dalam menentukan segala sesuatunya, kalau terjadi demikian pasti alam semesta tidak akan terwujud.
Perhatikan firman Allah SWT berikut ini
:
”Katakanlah (Muhammad ).
Dialah Tuhan Yang Maha Esa . Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada_Nya
segala sesuatu . dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” … (QS
Al Ikhlas :1-4)
Meyakini ke-Esa-an Allah SWT merupakan
hal yang paling prinsip. Seseorang dianggap muslim atau tidak , bergantung pada
pengakuan tentang ke-Esa-an Allah SWT. Hal ini dapat dibuktikan dengan cara
bersaksi terhadap Allah SWT, yaiut dengan membaca syahadat tauhid yang berbunyi
: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah.”
7. Qudrat
( Berkuasa )
Kekuasaan Allah SWT, atas segala
sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik
terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan
manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Sifat mustahil-Nya adalah : ‘Ajzu,
artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).
artinya lemah. Allah SWT tidak mungkin bersifat lemah. Bagi Allah SWT, jika sudah berkehendak melakukan atau melakukan sesuatu, maka tidak ada satu pun yang dapat menghalangin-Nya. Dengan demikian, Allah SWT tetap bersifat kudrat (kuasa) dan mustahil bersifat ‘ajzu (lemah).
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya ALLAH
berkuasa atas segala sesuatu“ … (QS. Al-Baqarah :20)
Sungguh idak patut manusia bersifat
sombong dengan kekuasaan yang kita miliki karena sebesar apapun Allah SWT.
Pasti lebih kuasa. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah yang hidup di muka
bumi harus berkarya, berkreasi, dan berinovasi.
8. Iradat
( Berkehendak )
Allah SWT menciptakan alam beserta
isinya atas kehendak-Nya sendiri, tanpa ada paksaan dari pihak lain atau campur
tangan dari siapa pun Apapun yang Allah SWT kehendakin pasti terjadi,
begitu juga setiap setiap Allah SWT tidak kehendaki pasti tidak terjadi.
Berbeda dengan kehendak atau kemauan
manusia, tidak sedikit manusia mempunyai keinginan, tetapi keinginan itu kandas
di tengah jalan. Apabila manusia berkeinginan tanpa disertai dengan kehendak
Allah SWT. Pasti keinginan itu tidak terwujud. Hal ini menunjukan bahwa manusia
memiliki keterbatasan, sedangkan Allah SWT memiliki kehendak yang tidak
terbatas.
Sifat mustahil-Nya adalah : Karahah,
Artinya terpaksa. Jika Allah SWT bersifat karahah (terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Allah SWT, wajib bersifat kesempurnaan. Dengan demikian, Allah SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa).
Artinya terpaksa. Jika Allah SWT bersifat karahah (terpaksa) pasti alam jagat raya yang kita tempai ini tidak terwujud sebab karahah itu adalah sifat kekurangan, sedangkan Allah SWT, wajib bersifat kesempurnaan. Dengan demikian, Allah SWT. Wajib bersifat iradah (berkehendak) mustahil bersifat karahah (terpaksa).
Untuk menguatkan keyakinan kita, Allah
SWT berfirman :
“Sesungguhnya perintah-Nya
apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:”Jadilah”maka
terjadilah” …. (QS. Yasin : 82)
Sebagai manusia kita harus mempunyai
kemauan, keinginan, dan cita-cita yang bertujuan membangun hari esok yang lebih
baik karena kita hidup di muka bumi ini hanya bersifat sementara. Oleh karena
itu, apapun yang kita cita-citakan dengan tujuan mengharap rida Allah SWT.
9. Ilmu (
Mengetahui )
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,
meskipun pada hal yang tidak terlihat.
Sifat mustahil-Nya adalah : Jahlun yang artinya bodoh.
Allah SWT memiliki pengetahuan atau
kepandaian yang sangat sempurna, artinya ilmu Allah SWT itu tidak terbatas dan
tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam
semesta, baik yang tampak maupun yang gaib.
Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam
hati manusia sekali pun. Bukti kesempurnaan ilmu Allah SWT, ibarat air laut
menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Allah SWT, tidak akan habis kalimat-kalimat
tersebut meskipun mendatangkan tambahan air yang banyak seperti semula.
Kita sering kagum atas kecerdasan dan
ilmu yang dimiliki orang-orang pintar di dunia ini. Kita juga takjub akan
indahnya karya dan canggihnya tekhnologi yang diciptakan manusia. Sadarkah kita
bahwa ilmu tersebut hanyalah sebagian kecil saja yang diberikan Allah SWT
kepada kita ?.
Firman Allah SWT :
”…..Allah SWT mengetahui
apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” … (QS Al Hujurat:16)
Oleh karena itu, sebagai hamba Allah
SWT, seharusnya terdorong untuk terus menimba ilmu. Kita sadar bahwa sebanyak
apapun ilmu yang telah kita ketahui, masih lebih banyak lagi ilmu yang belum
kita ketahui.
10. Hayat
( Hidup )
Hidupnya Allah tidak ada yang
menhidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha
Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Sifat mustahil-Nya adalah : Mautun yang artinya mati.
Contohnya,
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Manusia ada yang menghidupkan. Selain itu, mereka juga mmebutuhkan makanan, minuman, istirahat, tidur, dan sebagainya. Akan tetapi, hidupnya Allah SWT tidak membutuhkan semua itu. Allah SWT hidup selama-lamanya, tidak mengalami kematian bahkan mengantuk pun tidak.
Firman Allah SWT :
”Allah tidak ada Tuhan
melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak
mengantuk dan tidak tidur” … (QS Al Baqarah: 255)
Allah SWT selalu mengurus dan mengawasi
seluruh makhluk ciptaan-Nya. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu
berhati-hati dalam segala tindakan karena gerak gerik kita akan di awasi
dicatat Allah SWT. Kelak di akhirat seluruh amalan tersebut akan kita
pertanggung jawabkan.
11. Sam’un
( Mendengar )
Allah SWT mendengar setiap suara yang
ada di alam semesta ini. Yidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah
SWT walaupun suara itu lemah dan pelan., seperti suara bisikan hati dan jiwa
manusia.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan
pendengaran mahluk –Nya karena tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan
pendengaran mahluk-Nya dibatasi ruang dan waktu.
Sifat mustahil-Nnya adalah : Summun artinya tuli (tidak mendengar).
Allah SWT mustahil bersifat tuli (tidak
mendengar) sebab sekiranya Allah SWT tidak mendengar pasti segala permohonan
dan pernyataa syukur hamba-Nya tidak akan diterima-Nya.
Selain itu penghiaan orang kafir, orang
musrik, orang munafiq, dan lain sebagainya tidak dihiraukan-Nya. Oleh karena
itu Allah SWT tetap bersifat sama’ mustahil bersifat summun .
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam
surah Al Maidah berikut.
”Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui” … (QS Al Maidah :76)
Sebagai seorang muslim seharusnya kita
senantiasa bertingkah laku, bersikap, dan berbicara dengan bahasa yang santun
dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang baik lagi bermanfaat. Karena Allah SWT
pasti mendengar segala perkataan m,anusia, baik terucap maupun di dalam hati.
12. Bashar
( Melihat )
Allah SWT melihat segala sesuatu yang
ada di alam semesta ini . penglihatan Allah bersifat mutlak, artinya tidak dibatasi
oleh jarak( jauh atau dekat) dan tidak dapat dihalangi oleh dinding (tipis atau
tebal). Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, kecil maupun besar, tampak
atau tidak tampak, pasti semuanya terlihat oleh Allah SWT.
Sifat mustahil-Nya adalah : ‘Umyun, artinya buta.
Allah SWT wajib bersifat kesempurnaan. Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
Allah SWT wajib bersifat kesempurnaan. Seandainya Allah SWT itu buta pasti alam semesta ini tidak akan ada karena Allah SWT tidak dapat melihat apa yang diciptakan-Nya.
Firman Allah SWT sebagai berikut.
”………Dan Allah maha Melihat
apa yang kamu kerjakan.” … (al-Baqarah: 265)
Dengan memahami sifat besar Allah SWT
hendaknya kita selalu berhati-hati dalam berbuat. Mungkin kita bisa berbohong
kepada manusia, seperti orang tua, guru, atau teman. Akan tetapi kita tidak
akan bisa berbohong kepada Allah SWT.
Oleh karena itu , berbuat baiklah
supaya kita tidak perlu cemas jika kita harus mempertanggung jawabkannya kelak
di akhirat.
13. Kalam
( Berbicara / Berfirman )
Allah SWT bersifat kalam artinya Allah
SWT berfirman dalam kitab-Nya yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya.
Pembicaraan Allah SWT tentu tidak sama dengan pembicaraan manusia karena Allah
SWT tidak berorgan (panca indra), seperti lidah dan mulut yang dimiliki oleh
manusia.
Allah SWT berbicara tanpa menggunkan
alat bantu yang berbentuk apapun sebab sifat kalam Allah SWT sangat sempurna.
Sebagai bukti bahwa adanya wahyu Allah SWT berupa al qur’an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para
rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.
Sifat mustahi-Nya adalah : Bukmun, artinya Bisu.
Allah SWT mustahil bersifat bisu.
Seandainya Allah SWT bersifat bisu mana mungkin para utusan-Nya bisa mengerti
maksud wahyu yang diturunkan kepada tersebut, baik dalam bentuk perintah maupun
larangan.
Padahal kenyataannya semua itu tidak
mungkin terjadi. Firman Allah SWT
”……. Dan Allah berkata
kepada Musa dengan satu perkataan yang jelas”
(QS AnNisa’ :164)
(QS AnNisa’ :164)
Oleh karena itu kita sebagai hamba
Allah SWT hendaknya membiasakan diri mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah,
artinya kata-kata yang mulia, seperti ketika kita berbuat salah, maka segeralah
membaca istighfar.
Apabila kita menerima nikmat, maka
segeralah mengucapkan hamdalah. Selain itu, kita juga harus membiasakan diri
bertutur kata yang lemah lembut dan sopan santun dengan sesama manusia.
14.
Kaunuhu Qadirun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkuasa
Mengadakan Dan Mentiadakan.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Qudrat.Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa.
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Qudrat.Sifat Allah ini berarti Allah adalah Dzat yang Maha Berkuasa.
Allah tidak lemah, Ia berkuasa penuh
atas seluruh makhluk dan ciptaanNya.
“Sesungguhnya
Alllah berkuasa atas segala sesuatu“
(QS. Al Baqarah :20).
15.
Kaunuhu Muridun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Menghendaki
dan menentukan tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala ,
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Iradat.Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.
tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain daripada
sifat Iradat.Allah memiliki sifat Muridun, yaitu sebagai Dzat Yang Maha Berkehendak.
.
Ia berkehendak atas nasib dan takdir
manusia.
“Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki“ … (QS. Hud :107)
16.
Kaunuhu ‘Alimun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Mengetahui
akan Tiap-tiap sesuatu.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala , tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain
daripada sifat Al-Ilmu.
Sifat Allah ‘Alimun, yaitu Dzat Yang
Maha Mengetahui. Allah mengetahui segala hal yang telah terjadi maupun yang
belum terjadi.
Allah pun dapat mengetahui isi hati dan
pikiran manusia.
“Dan
Alllah Maha Mengetahui sesuatu“ … (QS. An Nisa’ :176)
17.
Kaunuhu Hayyun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Hidup.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain
daripada sifat Hayat.
Allah adalah Dzat Yang Hidup.
Allah tidak akan pernah mati, tidak
akan pernah tidur ataupun lengah.
“Dan bertakwalah kepada
Allah yang hidup kekal dan yang tidak mati“
(QS. Al Furqon :58)
(QS. Al Furqon :58)
18.
Kaunuhu Sami’un
Keadaan Allah Ta’ala Yang Mendengar
akan tiap-tiap yang Maujud.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum, iaitu lain
daripada sifat Sama’.
Allah adalah Dzat Yang Maha Mendengar.
Allah selalu mendengar pembicaraan
manusia, permintaan atau doa hambaNya.
“Allah
Maha Mendengar dan Maha Mengetahui“ … (QS. Al Baqoroh :256).
19. Kaunuhu
Basirun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Melihat akan
tiap-tiap yang Maujudat ( Benda yang ada ).
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain
daripada sifat Bashar.
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat.
Sifat Allah ini tidak terbatas seperti halnya penglihatan manusia.
Allah selalu melihat gerak-gerik kita.
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
“Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan“ … (QS. Al Hujurat :18)
20.
Kaunuhu Mutakallimun
Keadaan Allah Ta’ala Yang Berkata-kata.
Hakikatnya iaitu sifat yang berdiri
dengan zat Allah Ta’ala, tiada ia maujud dan tiada ia ma’adum , iaitu lain
daripada sifat Qudrat.
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara.
Allah tidak bisu, Ia berbicara atau berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.
Bila Al Quran menjadi pedoman hidup
kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
D.Hikmah Beriman kepada Allah SWT
Meyakini kepada Allah SWT dengan
sifat-sifat-Nya akan memberikan banyak hikmah diantaranya :
- Meyakini kebesaran Allah SWT
- Meningkatkan rasa syukur
- Selalu menjalankan perinyah-Nya.
- Selalu berusaha menjauhi dan meninggalkan larangan-Nya.
- Tidak takut menghadapi kematian
Sumber
: http://saputra51.wordpress.com
AprCasino: Online Casino | Play With $10 Free on Mobile
BalasHapusAprCasino offers an exciting range of games including slots, table games and video poker with great bonuses! It offers 인터넷 카지노 사이트 all the essential features like: mobile